10 Peneliti Terbaik di Kaltim 2025 Versi SINTA Kemendiktisaintek

Editorialkaltim.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui Science and Technology Index (SINTA) merilis daftar 10 peneliti terbaik di Kalimantan Timur. Daftar ini diumumkan pada 16 September 2025 dan menjadi tolok ukur capaian akademisi di daerah dalam tiga tahun terakhir.
Dua nama menempati posisi teratas dengan skor sama, yakni Rizky Yudaruddin dari Universitas Mulawarman dan Hasyrul Hamzah dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, masing-masing mencatat skor 1.163. Disusul Anindita Septiarini dari Universitas Mulawarman dengan skor 1.127.
Nama lain yang masuk jajaran 10 besar di antaranya Paula Mariana Kustiawan (Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, skor 1.077), Islamudin Ahmad (Universitas Mulawarman, skor 946), Hani Subakti (Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, skor 899), Lusi Ernawati (Institut Teknologi Kalimantan, skor 882), Esti Handayani Hardi (Universitas Mulawarman, skor 834), Hamdani (Universitas Mulawarman, skor 789), serta Rudy Agung Nugroho (Universitas Mulawarman, skor 785).
Pemeringkatan SINTA mengacu pada empat indikator utama. Pertama, jumlah artikel yang dipublikasikan di jurnal terindeks Scopus dengan mempertimbangkan peringkat kuartil.
Kedua, jumlah artikel non-jurnal yang juga terindeks di Scopus. Ketiga, jumlah sitasi yang diterima di Scopus. Keempat, sitasi yang tercatat di Google Scholar serta jumlah artikel yang terbit di jurnal terindeks SINTA 1-6.
Saat ini, SINTA telah memverifikasi 315.864 dosen dan peneliti dari 5.484 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Platform ini menjadi acuan penting dalam dunia akademik karena menyediakan data publikasi dan penelitian yang lengkap dan transparan.
Selain itu, SINTA juga terintegrasi dengan berbagai sistem eksternal, seperti Scopus, Web of Science (WoS), Google Scholar, dan Garba Rujukan Digital (Garuda). Data penelitian dan pengabdian masyarakat diperoleh dari BIMA, akreditasi jurnal dari ARJUNA, kekayaan intelektual dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), serta data buku dari Perpustakaan Nasional.
Semakin tinggi jumlah publikasi, sitasi, penelitian, pengabdian masyarakat, serta karya intelektual yang dihasilkan seorang akademisi, maka semakin tinggi pula peringkat SINTA yang diraih.(ndi)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi editorialkaltim.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.