
Editorialkaltim.com – Harga cabai di Pasar Tangga Arung, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, mengalami penurunan drastis sepanjang September 2025. Kondisi ini membuat harga cabai lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat setelah sebelumnya sempat melambung tinggi.
“Kalau dibandingkan bulan lalu, harganya turun jauh. Awalnya sempat di angka Rp 70 ribu hingga Rp 90 ribu per kilo. Bahkan minggu lalu pernah sampai Rp 25 ribu per kilo,” ujar Chairul, pedagang cabai di Pasar Tangga Arung, Minggu (14/9/2025).
Saat ini, kata Chairul, cabai kualitas standar dijual dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram. Sementara jenis premium berada di kisaran Rp 50 ribu per kilogram. Menurutnya, angka ini relatif aman baik bagi pasokan maupun pembeli di pasar.
Ia menjelaskan, sebagian besar cabai yang dijual di Tenggarong dipasok dari Pasar Segiri Samarinda. Pasokan dari petani lokal Kukar masih belum mampu memenuhi kebutuhan pasar, terutama di Tenggarong yang memiliki konsumsi cukup tinggi.
“Kebutuhan cabai di sini besar, makanya harus dipasok dari luar daerah. Pertanian kita di Kukar masih kurang maksimal, baik dari kapasitas maupun hasil. Tanah di sini juga berbeda, jadi butuh modal lebih besar untuk menghasilkan produksi yang baik,” ungkapnya.
Dalam sehari, Chairul mampu menjual sekitar 10 hingga 25 kilogram cabai, tergantung momen tertentu seperti acara besar atau meningkatnya kebutuhan rumah tangga. Dari setiap kilogram yang terjual, ia mengaku memperoleh keuntungan sekitar Rp 5 ribu.
Menurut Chairul, situasi ini menjadi gambaran bahwa sektor pertanian hortikultura di Kukar masih perlu perhatian lebih serius. Ia berharap pemerintah daerah dapat lebih maksimal mendukung petani lokal agar bisa meningkatkan produktivitas.
“Agar petani lokal mampu meningkatkan produktivitas,” pungkasnya. (ftr/ndi)