
Editorialkaltim.com – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Timur menegaskan udang windu tetap menjadi komoditas ekspor utama yang mendominasi pasar internasional. Produk perikanan ini dinilai paling stabil dari sisi harga sekaligus memiliki standar kualitas yang diakui di banyak negara.
Kepala DKP Kaltim, Irhan Hukmaidy, menjelaskan saat ini arah pengembangan sektor perikanan memang lebih difokuskan pada ekspor.
“Udang windu menjadi penyumbang terbesar karena nilai jualnya mengacu pada standar dolar AS,” ujar Irhan di Samarinda, Senin (25/8/2025).
Berdasarkan catatan hingga Juli 2025, nilai ekspor udang windu mencapai Rp164,4 miliar. Angka itu mendominasi dari total ekspor perikanan sementara sebesar Rp256 miliar. Sebagai perbandingan, pada 2024 total ekspor perikanan Kaltim tercatat Rp423 miliar dengan volume 2.785 ton, di mana udang windu menyumbang lebih dari Rp267 miliar.
Selain udang windu, ada pula empat komoditas utama lain yang turut menopang kinerja ekspor perikanan daerah. Yaitu udang pink senilai Rp49,3 miliar, udang putih Rp13,7 miliar, ikan bawal putih segar Rp10,6 miliar, dan ikan kerapu segar Rp7,9 miliar. Semua produk tersebut sudah lama dipasarkan ke sejumlah negara tujuan.
Irhan menambahkan, potensi sektor perikanan Kaltim sangat besar karena didukung sumber daya laut Indonesia yang kaya.
“Negara kita memiliki sekitar 7.800 jenis ikan. Selain itu, rumput laut juga punya prospek sebagai pangan masa depan,” jelasnya.
Produk perikanan Kaltim, kata Irhan, tidak hanya menyuplai kebutuhan dalam negeri, melainkan juga berorientasi pada pasar global. Bahkan, saat ini pihaknya sedang mengkaji peluang ekspor baru untuk komoditas kerang dara atau todai yang cukup populer di kalangan masyarakat lokal.(ndi/adv diskominfokaltim)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.