
Editorialkaltim.com – Kepala Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Erwin, menepis tudingan masyarakat adat yang menilainya tidak mendukung pelestarian budaya. Ia menegaskan telah memberikan perhatian serius terhadap adat istiadat, salah satunya melalui Festival Jembayan Kampung Tuha dengan dukungan anggaran hingga Rp 75 juta.
“Kalau saya tidak mendukung adat dan budaya, kenapa mengadakan kegiatan itu? Bukti sudah saya tunjukkan,” ujar Erwin saat dihubungi, Senin (11/8/2025).
Erwin menilai tuduhan yang dialamatkan kepadanya sarat kepentingan pribadi. Ia menyebut Ketua Lembaga Adat Jembayan, Sopyan, yang memimpin protes warga, pernah menjadi calon kepala desa dan kalah dalam pemilihan. Menurutnya, aksi protes hanya dilakukan sebagian kecil warga dari total penduduk desa yang mencapai lebih dari 10 ribu jiwa.
Terkait video yang menampilkan dirinya seolah menantang duel kepala adat, Erwin membantah sebagai pihak yang memulai.
“Yang menantang itu dia dulu. Saya hanya bilang, kalau mau ribut jangan di dalam desa, malu. Kalau mau ribut, kita keluar,” tegasnya.
Ia juga membantah tudingan melakukan intimidasi terhadap warga yang hendak mengikuti aksi unjuk rasa. Erwin mengingatkan, setiap pernyataan dan tuduhan seharusnya dilandasi data dan bukti yang valid.
“Pernyataan tanpa dasar hanya akan menyesatkan masyarakat. Kalau menuduh tanpa bukti, itu fitnah,” kata Erwin.
Erwin berharap polemik ini tidak berlarut dan masyarakat bisa kembali fokus membangun desa.
“Lebih baik energi kita diarahkan untuk memajukan Jembayan, bukan untuk saling menjatuhkan,” pungkasnya.(ftr/ndi/adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya