gratispoll
KaltimNasional

Indonesia Gabung BRICS, Budi Djiwandono Sebut Wujud Diplomasi Bebas Aktif

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budisatrio Djiwandono (Foto: Humas Gerindra)

Editorialkaltim.com – Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budisatrio Djiwandono, mengungkapkan rasa gembira atas keberhasilan Indonesia yang resmi menjadi anggota BRICS. Menurutnya, ini adalah langkah maju dalam strategi politik luar negeri yang ditegaskan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Fraksi Gerindra tentu menyambut gembira keanggotaan Indonesia dalam BRICS. Ini adalah wujud sejati dari falsafah politik luar negeri bebas aktif yang ditekankan oleh Presiden,” ujar Budi dilansir dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Legislator dapil Kalimantan Timur ini mengatakan dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS, terbuka peluang lebih besar untuk kolaborasi dan kerjasama dengan negara-negara berkembang lainnya. Keanggotaan ini juga diharapkan bisa menciptakan tatanan global yang lebih inklusif dan berkeadilan, terutama di tengah tren geopolitik global yang cenderung berorientasi ke dalam (inward-looking).

Baca  UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda Turunkan 13 Mahasiswa di SeIBa Internasional Festival 2024

“Untuk memperkuat peran Indonesia dalam geopolitik global, politik luar negeri kita harus mampu mendorong kolaborasi, bukan konfrontasi. Kita punya kedaulatan untuk menjalin diplomasi dengan semua pihak serta menciptakan relasi yang setara dan saling menguntungkan,” tutur Budi.

Terkait tanggapan beberapa media asing yang menganggap keanggotaan Indonesia di BRICS sebagai langkah konfrontatif dengan blok ekonomi Barat, Budi menegaskan bahwa diplomasi Indonesia selalu membawa semangat bebas aktif.

Baca  MBG Belum Merata, Dapur Umum di Kukar Baru Ada Dua

Ia menyebut keterlibatan Indonesia dalam berbagai forum internasional seperti OECD, APEC, G20, dan OKI sebagai bukti.

“Kita juga terlibat aktif dalam forum lain, artinya, keanggotaan Indonesia di BRICS ini bukan bentuk konfrontasi dengan pihak manapun. Seperti pesan Presiden Prabowo, bahwa ‘seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak,’ itulah yang perlu kita pahami dari keterlibatan Indonesia di manapun,” jelas Budi.

Baca  Atur Tata Niaga Demi Swasembada, Budisatrio Djiwandono: Jangan Biarkan Petani Terjepit

Budi menambahkan, kepentingan nasional tetap menjadi agenda utama yang diperjuangkan oleh Indonesia dalam setiap relasi diplomatik.

“Kepentingan nasional adalah yang utama,” pungkasnya.(ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button