KaltimKukar

Kukar Perkuat Pencegahan Stunting, Gelar Orientasi Untuk Calon Pengantin

Peserta kegiatan Orientasi untuk peningkatan pelayanan dan pengukuran/pemeriksaan calon pengantin dan PUS (Foto: E-Paper Pemkab Kukar)

Editorialkaltim.com gPemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten (Setkab) Kukar, Akhmad Taufik Hidayat, membuka kegiatan Orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk peningkatan pelayanan dan pengukuran/pemeriksaan calon pengantin dan PUS baru dalam upaya pencegahan stunting. Acara ini diselenggarakan di Pendopo Wakil Bupati Kukar, Selasa (29/10/2024).

Akhmad Taufik Hidayat menekankan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan, baik dari segi jumlah maupun kualitas gizi, memiliki pengaruh signifikan terhadap status gizi anak.

Baca  Libur Idulfitri Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara

“Kekurangan gizi pada masa anak-anak sering kali dikaitkan dengan defisiensi vitamin dan mineral tertentu yang berhubungan dengan mikronutrien dan makronutrien,” ujar Akhmad.

Lebih lanjut, ia menjelaskan stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak yang disebabkan oleh ketidakseimbangan gizi.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mensosialisasikan pentingnya persiapan sebelum berkeluarga, terutama bagi remaja putri dan calon pengantin perempuan, agar mereka dapat merencanakan kehamilan dengan baik,” tambahnya.

Baca  Pemprov Kaltim dan Kukar Bersinergi dalam Upaya Pencegahan Stunting

Selain itu, Akhmad juga menyoroti pentingnya pertimbangan ketahanan ekonomi keluarga yang merupakan faktor krusial yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup keluarga, serta menjadi salah satu faktor penyebab tingginya tingkat perceraian di Indonesia.

Dalam orientasi tersebut, para calon pengantin diberikan beberapa arahan penting, termasuk:

  1. Memastikan pendaftaran dan pencatatan pada aplikasi Elsimil untuk memudahkan pendampingan oleh kader TPK.
  2. Memahami pentingnya perencanaan kehamilan yang matang.
  3. Merencanakan tempat persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai.
  4. Memastikan memiliki jaminan kesehatan yang cukup.
  5. Menyiapkan calon ibu untuk menerima bayi saat persalinan pertama.
  6. Memahami pentingnya pemberian ASI Eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan.
  7. Memastikan pendaftaran bayi di posyandu dan rutin melakukan pemeriksaan tumbuh kembang.
Baca  Dr. H Sunggono Berperan sebagai Komisi Pembimbing di Sidang Doktoral IPB

“Kami berharap program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar area tambang,” pungkas Akhmad. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker