Editorialkaltim.com – Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Kesehatan secara resmi meluncurkan sosialisasi program Penguatan Tata Kelola Program Integrasi Layanan Primer (ILP) di Samarinda tahun 2024, Rabu (23/10/2024). Acara yang berlangsung di Hotel Midtown Samarinda dihadiri perwakilan Puskesmas dan dinas-dinas terkait.
Sosialisasi ini bertujuan untuk memaksimalkan koordinasi serta sinergi antar-instansi dalam penyediaan layanan kesehatan primer yang komprehensif dan mudah diakses oleh seluruh warga Samarinda.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismid Kusasi, menjelaskan bahwa program integrasi ini berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan primer melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor.
Layanan kesehatan primer adalah garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah memastikan layanan tersebut tidak hanya terjangkau, tetapi juga berkualitas dan mampu menanggapi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.
“Dengan penguatan tata kelola ini, kita berharap mampu menjawab tantangan tersebut,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan program ini berfokus pada upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan penyakit kronis. Selain itu, terdapat prioritas pada layanan ibu dan anak, gizi masyarakat, serta penyakit menular.
“Kesehatan masyarakat tidak bisa berdiri sendiri, perlu ada integrasi dari berbagai sektor mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga kesejahteraan sosial,” tambahnya.
Ia menyebut ILP ini masih belum dikenal luas. Dari 10.000 puskesmas yang di seluruh Indonesia program ILP tersebut berjalan sekitar 35 persen. Adapun di Samarinda program tersebut mulai akan dilaksanakan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu yang ada di Samarinda.
Program integrasi layanan primer ini melibatkan beberapa dinas dan lembaga terkait, di antaranya Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak (DP2PA) Samarinda, serta instansi pemerintah lainnya.
Dalam sesi paparan, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Narasumber dari Dinas Kesehatan Kaltim Seftiani menyoroti pentingnya kolaborasi multi-sektor untuk mewujudkan sistem kesehatan yang lebih baik.
Dikatakan bahwa integrasi ini tidak hanya memperbaiki kualitas layanan medis, tetapi juga berdampak pada penyebaran informasi kesehatan, manajemen penyakit kronis, hingga perbaikan gizi masyarakat.
Saat ini, salah satu kendala terbesar dalam pelayanan kesehatan primer adalah kurangnya koordinasi dan akses ke sistem informasi yang mendukung.
“Program ini juga akan fokus pada pengembangan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi antar-fasilitas,” ungkap Septiani dari Kementerian Kesehatan.
Sosialisasi penguatan tata kelola program integrasi layanan primer di Kota Samarinda ini merupakan langkah penting menuju peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Melalui sinergi lintas sektor, pemanfaatan teknologi, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, diharapkan masyarakat Samarinda dapat menikmati layanan kesehatan yang lebih baik dan merata pada tahun 2024 dan seterusnya.(adr/ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.