Nasional

Reshuffle Kabinet Jelang Akhir Masa Jabatan, PDIP Curigai Ada Unsur Politis

Jajaran DPP PDI Perjuangan (PDIP) memberikan tanggapan mengenai reshuffle kabinet yang diinisiasi oleh Jokowi di Gedung DPP PDIP, Jakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut Djarot Saiful Hidayat, Adian Napitupulu, dan Rokhmin Dahuri (Foto: PDIP)

Editorialkaltim.com – DPP PDI Perjuangan (PDIP) mengungkapkan kecurigaan mereka atas langkah reshuffle kabinet yang diambil Presiden Joko Widodo hari ini, Kamis (19/8/2024). Menurut PDIP, pergantian ini menyisakan sejumlah pertanyaan besar mengingat hanya tinggal 43 hari menjelang berakhirnya masa jabatan pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

Dua menteri PDIP, Menkumham Yasonna H Laoly dan Menteri ESDM Arifin Tasrif, menjadi korban dalam perombakan kali ini. Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, menilai ada masalah serius di balik pencopotan Yasonna, yang notabene adalah kader PDIP.

Baca  Jokowi Beri Target Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2023: Syukur Bisa Juara

“Terdapat kecurigaan mengenai alasan sebenarnya di balik pencopotan Yasonna. Apakah ini karena kinerja atau lebih kepada faktor subjektif politis? Kami menduga kuat, alasan yang lebih mungkin adalah faktor kedua,” kata Djarot.

Pada konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro Jakarta Pusat, Djarot mengemukakan spekulasi lain yang berpotensi menjadi pemicu keputusan tersebut.

Baca  Jadi Menkopolhukam, Harta Kekayaan Hadi Tjahjanto Capai Rp 22,8 Miliar

“Apakah ini berkaitan dengan Yasonna yang kemarin tidak meminta persetujuan presiden terkait perpanjangan kepengurusan DPP partai?” ungkap Djarot.

Dugaan lain yang disampaikan adalah keterlibatan Yasonna dalam acara deklarasi dukungan PDIP kepada Edy Rahmayadi sebagai calon gubernur Sumatera Utara, yang akan bersaing dengan menantu Jokowi, Bobby Nasution.

“Apakah pencopotan Yasonna terkait dengan kegiatannya di Medan tersebut?” tanya Djarot lagi.

Baca  Rahmat Darmawan dari PDI Perjuangan Dilantik sebagai Anggota DPRD Kukar, Fokus pada Pengembangan Masyarakat Pesisir

Djarot mengakhiri dengan pandangan bahwa reshuffle kabinet ini dimotivasi oleh kepentingan pribadi dan konsolidasi kekuasaan Jokowi menjelang akhir masa jabatannya.

“Ini adalah manuver politik, dan kami melihatnya sebagai upaya Jokowi untuk mempertahankan pengaruhnya di pemerintahan yang akan datang,” tegasnya. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button