Nasional

Luhut Targetkan Produksi Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah, Siap Luncur September 2024

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Dok Kemenko Marves)

Editorialkaltim.com – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memimpin upaya besar Indonesia untuk beralih ke bahan bakar pesawat ramah lingkungan, Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari minyak jelantah. Dalam rapat yang ia pimpin, Luhut menggarisbawahi pentingnya menyusun peta jalan dan rencana aksi nasional untuk pengembangan industri SAF di Tanah Air.

Luhut telah menetapkan target untuk meluncurkan SAF di Indonesia sebelum September 2024, yang akan bertepatan dengan perhelatan Bali International Air Show 2024.

Baca  Wacana Kewarganegaraan Ganda Diaspora, Fadli Zon: Harus Kaji Ulang Sesuai UU!

“Kami bertekad untuk mendorong industri penerbangan Indonesia menjadi lebih hijau,” kata Luhut.

Lewat unggahan di akun Instagramnya, Luhut menyoroti potensi minyak jelantah yang biasanya diabaikan sebagai limbah, sebagai bahan bakar alternatif untuk pesawat.

“Pernah terbayang minyak jelantah bisa transformasi menjadi bahan bakar aviasi?” tulisnya.

SAF dibuat dari kombinasi bahan bakar jet konvensional dan bahan pencampur yang berkelanjutan, termasuk minyak goreng bekas. Teknologi ini sudah diadopsi oleh beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura.

Baca  MKMK Kecam Baleg DPR, Pembangkangan Konstitusi Telanjang yang Memalukan Indonesia

“Dengan proyeksi Indonesia akan menjadi salah satu pasar aviasi terbesar di dunia, penting bagi kita untuk mengadopsi teknologi seperti ini. Dengan kebutuhan bahan bakar yang diperkirakan mencapai 7.500 ton liter menjelang 2030, pengembangan SAF menjadi krusial,” ucap Luhut.

Pertamina juga telah berkontribusi dengan melakukan pengujian SAF pada mesin jet CFM56-7B, yang menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung inisiatif industri penerbangan yang lebih bersih. Dengan potensi lokal satu juta liter minyak jelantah per tahun yang sebelumnya mayoritas diekspor, pemanfaatan ini diharapkan meningkatkan nilai ekonomi secara domestik.

Baca  Kemenkeu Pastikan Rapel Kenaikan Gaji ASN Cair Maret 2024

Luhut juga berharap bahwa penjualan SAF tidak hanya memenuhi pasar dalam negeri namun juga mencapai pasar internasional.

“Diperkirakan dapat menghasilkan keuntungan lebih dari Rp12 triliun per tahun,” katanya. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker