Pakar: Konflik Iran-Israel Berisiko Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Editorialkaltim.com – Konflik terbaru antara Iran dan Israel yang terjadi Sabtu lalu (13/4/2024) telah menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Riset dan Teknologi serta ekonom terkemuka. Menurutnya, serangan ini mungkin akan mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebelumnya ditargetkan mencapai 5,2% untuk tahun ini.
Dalam sebuah diskusi virtual bertajuk “Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI” yang diselenggarakan oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter, Bambang menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa jadi turun menjadi kisaran 4,6-4,8%. Hal ini dipicu oleh gangguan dalam keseimbangan ekonomi luar negeri dan potensi meningkatnya inflasi.
“Mungkin pertumbuhan ekonomi bisa sedikit tertekan ke angka 4,6-4,8 persen, disebabkan oleh gangguan pada keseimbangan eksternal dan bertambahnya potensi inflasi,” kata Bambang.
Namun, Bambang menambahkan, masih ada peluang bagi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi awal sebesar 5,2% pada tahun ini.
Ia menunjuk pada konsumsi domestik yang mungkin meningkat selama periode Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November 2024 sebagai faktor pendorong.
Dengan adanya perubahan dalam perilaku pemilih yang lebih fokus pada penggunaan media sosial daripada konsumsi fisik, dampak Pilkada terhadap ekonomi mungkin akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Bambang, konsumsi di tahun pemilu kali ini lebih cenderung meningkatkan penggunaan data dan internet.
Mengingat dinamika baru ini, dampak langsung konflik Iran-Israel terhadap ekonomi Indonesia masih dipantau. Perkembangan lebih lanjut terkait dampak serangan ini terhadap stabilitas regional dan global juga diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai proyeksi ekonomi Indonesia ke depan.
“Masih ada harapan untuk mencapai target pertumbuhan 5,2 persen, terutama melalui peningkatan konsumsi domestik yang dipicu oleh Pilkada mendatang,” tutur Bambang.
Untuk diketahui, Serangan balasan Iran terhadap Israel merupakan respons terhadap serangan yang dilakukan pada konsulat Iran di Damaskus, yang terjadi pada Senin (1/4/2024.
Pada saat kejadian, pesawat tempur Israel menargetkan bangunan Konsulat Iran yang terletak di Distrik Mezzeh, Damaskus, dari arah Dataran Tinggi Golan.
Serangan misil dari Israel tersebut mengakibatkan kerusakan besar pada gedung dan menewaskan Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang perwira senior dalam Garda Revolusi Iran (IRGC), serta beberapa perwira lainnya, menurut laporan Telegraph.
Sebagai tanggapan atas serangan ini, Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, bersumpah untuk mengambil tindakan balasan. (ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.