Bank Dunia: Serangan Israel Telan Kerugian Infrastruktur di Gaza Senilai Rp294 Triliun
Editorialkaltim.com – Bank Dunia baru-baru ini merilis laporan mengenai dampak serangan militer Israel terhadap infrastruktur di Jalur Gaza yang menyatakan kerusakan mencapai nilai US$18,5 miliar, atau sekitar Rp294,39 triliun dengan kurs Rp15.912 per dolar AS.
Kerusakan ini dianggap setara dengan output ekonomi Gaza dan Tepi Barat selama satu tahun, menggambarkan kejutan besar bagi perekonomian Gaza akibat konflik yang sedang berlangsung.
“Kejutan terhadap perekonomian Gaza akibat konflik yang sedang berlangsung adalah salah satu guncangan terbesar dalam sejarah perekonomian saat ini,” jelas Bank Dunia, dilansir dari Bloomberg pada Kamis (4/4/2024).
Laporan tersebut, yang mengandalkan pengumpulan data dari jauh untuk menilai kerusakan sejak serangan balasan Israel terhadap Hamas hingga akhir Januari 2024, menemukan bahwa sektor perumahan paling banyak terdampak, menyumbang 72 persen dari total kerusakan.
Infrastruktur layanan publik seperti air, kesehatan, dan pendidikan mengalami 19 persen dari kerusakan, sedangkan bangunan komersial dan industri mencatat kerusakan 9 persen.
Akibat dari operasi militer ini, 26 juta ton puing ditinggalkan, dengan proyeksi memerlukan waktu bertahun-tahun untuk pembersihannya. Lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.
Dengan lebih dari 90 persen jalan utama hancur atau rusak dan komunikasi yang sangat terbatas, distribusi bantuan kemanusiaan dasar menjadi sangat sulit.
Situasi ini menyebabkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat 85% populasi Gaza hidup dalam pengungsian internal, dengan akses yang terbatas kepada makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sekitar 60% infrastruktur di enklave tersebut rusak atau hancur, memperparah kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. (ndi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.