Nasional

Hindari Kecurangan, Kubu AMIN Minta Semua Paslon Cek Sistem IT KPU

Deputi Hubungan Antarlembaga dari Tim Pemenangan Nasional (Timnas) AMIN, Putra Jaya Husain (kiri kedua). (Foto: Antara)

Editorialkaltim.com – Tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin (AMIN), mendesak agar semua kubu pasangan calon dapat langsung memeriksa sistem teknologi informasi (IT) yang digunakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan integritas sistem tersebut dan menghindari potensi kecurangan.

Deputi Hubungan Antarlembaga dari Tim Pemenangan Nasional (Timnas) AMIN, Putra Jaya Husain, menyampaikan pentingnya transparansi sistem IT KPU.

Baca  Jelang Pemilu Serentak, Subandi: Partisipasi Harus Meningkat Meski Jumlah Dapil Tetap

“Kami berpendapat bahwa sangat penting bagi tim IT dari ketiga pasangan calon untuk berkunjung ke KPU, membuka dan melakukan forensik terhadap sistem IT bersama-sama. Hal ini dilakukan agar sistem IT KPU mendapatkan kepercayaan dari publik,” ujarnya dalam konferensi pers di Rumah Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, pada Jumat (16/2/2024).

Langkah ini diambil menyusul munculnya dugaan adanya kecurangan dalam data yang terdapat pada aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU.

Timnas AMIN telah melakukan analisis forensik IT secara internal dan menemukan ketidaksesuaian data pada formulir C1 di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) di DKI Jakarta.

Baca  Resmi Jadi WNI, Jens Raven Siap Perkuat Garuda Muda di Piala AFF U-19

Data yang seharusnya menunjukkan perolehan suara Anies-Muhaimin sebanyak 108 suara, berubah menjadi 748 suara untuk Prabowo-Gibran setelah diinput ke dalam Sirekap.

“Kami ingin tahu, apakah kekeliruan ini dilakukan oleh tim IT KPU, petugas resmi KPU, atau pihak eksternal yang berhasil mengakses dan mengubah data dalam sistem IT KPU,” tegas Putra.

Ketidakpercayaan ini diperkuat dengan pengakuan Ketua KPU Hasyim Asy’ari bahwa terdapat masalah pada Sirekap, dimana sistem gagal mengkonversi foto dokumen hasil penghitungan menjadi angka yang akurat.

Baca  Subsidi Listrik PLN Membengkak di 2025, Tembus Rp83 Triliun

Kesalahan konversi ini hanya menguntungkan satu pasangan calon, yang menimbulkan spekulasi mengenai adanya manipulasi.

“Kami tidak memiliki niat untuk manipulasi atau mengubah hasil suara. Kami akan melakukan koreksi secepatnya,” jelas Hasyim Asy’ari pada Kamis (15/2/2024). (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker