Nasional

Antisipasi Rugi Rp2,1 Triliun Per Tahun, Pemerintah Bakal Bangun Tanggul Laut Pulau Jawa

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Dok Kemenko Perekonomian)

Editorialkaltim.com – Pemerintah Indonesia merencanakan pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall sepanjang pantai utara (Pantura) Jawa. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa langkah ini merupakan upaya untuk mengatasi sejumlah tantangan yang dihadapi Pulau Jawa, termasuk erosi, abrasi, banjir, kenaikan permukaan air laut, dan penurunan permukaan tanah di sepanjang daerah Pesisir Pantai Utara.

Hal tersebut diungkapkan Airlangga Hartarto saat menyampaikan opening speech pada Seminar Nasional: Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Rabu (10/01/2024).

Airlangga menyebut Pulau Jawa memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, namun, kerugian ekonomi akibat banjir di pesisir Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun.

Baca  Pemerintah Pastikan Program Bantuan Pangan Berlanjut hingga Juni 2024, Terima 10 Kg Beras Tiap Bulan

Pemerintah memperkirakan potensi peningkatan kerugian tersebut hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depan, meningkatkan potensi opportunity cost pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pembangunan yang masih terus didorong Pemerintah salah satunya Pulau Jawa yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara spasial,” ujar Airlangga.

Dalam upaya mitigasi risiko bencana, Pemerintah melakukan sejumlah kebijakan strategis, termasuk pembangunan tanggul pengaman pantai dan sungai, sistem polder, dan pompa di wilayah utara Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Airlangga mengatakan Major Project Pengaman Pesisir 5 Perkotaan Pantura Jawa juga dilakukan, melibatkan Jabodetabek, Cirebon Raya, Kedungsepur, Petanglong, dan Gerbangkertosusila. Proyek ini mencakup penyediaan akses air minum perpipaan, pemantauan penurunan tanah, pembangunan tanggul pantai, serta pengolahan air limbah.

Baca  Novan: Pintu Air dan Drainase Jadi Kunci

“Nah, selanjutnya juga terdapat kebutuhan suplai air baku dan sanitasi yang memadai di wilayah utara sehingga perlu intervensi kebijakan,“ ungkap Airlangga.

Menurut Airlangga, Pulau Jawa memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara spasial. Dalam capaian pertumbuhan ekonomi nasional pada Q3-2023, wilayah Indonesia secara keseluruhan mengalami pertumbuhan positif dan menunjukkan resiliensi.

Pulau Jawa menjadi kontributor terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, dengan share mencapai 57,12%, menjadikannya mesin utama pertumbuhan ekonomi secara spasial.

Meskipun Pulau Jawa memiliki keunggulan sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi, namun tetap dihadapkan pada sejumlah tantangan. Ancaman erosi, abrasi, banjir, penurunan permukaan tanah, dan kenaikan permukaan air laut di sepanjang daerah Pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa menjadi perhatian utama. Tantangan tersebut bervariasi, dengan penurunan permukaan tanah antara 1-25 cm/tahun, dan kenaikan permukaan air laut sebesar 1-15 cm/tahun di beberapa lokasi.

Baca  Meutya Hafid ke BSSN: Tak Ada Backup Data PDN, Bukan Tata Kelola Tapi Kebodohan

“Studi JICA pertumbuhan di kawasan Pantura 20% dari GDP Indonesia dengan kegiatan industri, perikanan, transportasi, dan pariwisata. Jumlah penduduk di Pantura itu 50 juta, jadi yang terdampak 50 juta orang. Nah, tentu tidak hanya membahayakan kelangsungan ekonomi dan infrastruktur tetapi juga kelangsungan hidup masyarakat,” jelas Airlangga. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button