Samarinda

Cegah Bullying, Deni Minta Sekolah Wajib Siapkan Ruang Khusus BK

Ilustrasi bimbingan konseling

Editorialkaltim.com – Maraknya kasus pembulian di institusi pendidikan di Samarinda telah memicu kekhawatiran. Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyerukan langkah-langkah konkret untuk memerangi fenomena ini, dengan menekankan pentingnya memanfaatkan platform digital dan meningkatkan kualitas layanan Bimbingan Konseling di sekolah.

Pasalnya, Deni melihat fenomena bullying di sekolah sebagai gunung es yang jika tidak ditangani dengan cepat, potensi permasalahan yang timbul akan semakin besar. Deni memperkuat argumennya dengan menyerukan Disdikbud Samarinda dan DP2PA agar lebih proaktif dalam mencegah kasus-kasus kekerasan di sekolah, khususnya kasus bullying.

Baca  Joni Sinatra Ginting Ajak Generasi Z Lawan “Money Politic” Jelang Pemilu 2024

“Memang sudah saatnya kami bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk memerangi kasus pembulian di sekolah. Ini menjadi perhatian serius bagi kami,” ungkap Deni dalam sebuah wawancara.

Mengingat pengaruh teknologi dalam kehidupan sehari-hari, Deni menggarisbawahi betapa pentingnya memanfaatkan platform digital dalam upaya pencegahan. Menurut politikus dari Partai Gerindra ini, pendekatan digital dapat meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat terhadap dampak negatif bullying.

Baca  Kritisi Pembangunan Kota Samarinda, Anhar Minta Disesuaikan dengan Realita

“Saat ini, hampir semua orang, mulai dari anak-anak hingga orang tua, terikat dengan gadget mereka. Sebagai bentuk adaptasi, pemanfaatan platform digital harus dioptimalkan untuk mencegah bullying,” tutur Deni.

Selain itu, Deni juga menyoroti pentingnya peran guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah. Ia berpendapat bahwa guru BK memiliki peran krusial dalam membentuk karakter siswa dan mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas guru BK.

Baca  Sekolah di Samarinda Antusias Terapkan Kurikulum Merdeka

“Sekolah harus memiliki ruang khusus untuk bimbingan konseling yang terpisah dari ruang guru lainnya. Anak-anak membutuhkan privasi, terutama saat menghadapi masalah di sekolah. Ini bukan hanya soal ketersediaan ruangan, tapi juga komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi siswa,” pungkas Deni. (lin/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker