Dokumen Internal Bocor, Isreal Ingin Pindahkan Warga Gaza Secara Paksa
Editorialkaltim.com – Sebuah dokumen yang bocor dari pemerintah Israel telah menciptakan kontroversi terkait rencana relokasi massal 2,3 juta penduduk Gaza ke Semenanjung Sinai, Mesir. Dokumen ini menuai kekhawatiran serius tentang kemungkinan terjadinya pembersihan etnis terhadap warga Palestina.
Meskipun dokumen ini dianggap sebagai “kertas konsep” oleh kantor PM Benyamin Netanyahu dan berasal dari Kementerian Intelijen Israel, yang bertanggung jawab atas penelitian, bukan kebijakan seperti laporan abcnews, Senin, (30/10/2023).
Rencana tersebut mencakup tiga alternatif untuk mengubah situasi sipil di Gaza dengan mempertimbangkan tindakan yang diambil oleh Hamas yang memprovokasi konflik.
Salah satu alternatif yang diusulkan adalah memindahkan penduduk sipil Gaza ke perkemahan tenda di Semenanjung Sinai utara, lalu membangun kota permanen dan koridor kemanusiaan yang tidak dijelaskan lebih lanjut.
Selain itu, zona keamanan akan didirikan di dalam wilayah Israel untuk mencegah penduduk yang tergusur masuk. Namun, dokumen ini tidak menjelaskan apa yang akan terjadi dengan Gaza setelah penduduknya dipindahkan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyatakan penentangan terhadap pemindahan penduduk Gaza dalam bentuk apa pun, dan menganggapnya sebagai garis merah yang tidak boleh dilanggar. Ia juga mengatakan bahwa pengusiran massal akan setara dengan mendeklarasikan perang baru.
Berdasarkan laporan AFP, konflik antara Israel dan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 telah menyebabkan kematian sekitar 8.000 warga Palestina, terutama warga sipil.
Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri Mesir belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan ini. Mesir telah jelas menyatakan selama konflik terbaru bahwa mereka tidak ingin menerima gelombang pengungsi Palestina. Mesir, yang pernah menguasai Gaza antara tahun 1948 dan 1967 sebelum wilayah tersebut direbut oleh Israel, memiliki kekhawatiran lama bahwa Israel berupaya memaksa pengusiran permanen warga Palestina ke wilayahnya.
Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sissi, telah mengemukakan kekhawatiran terkait aliran besar pengungsi dari Gaza, yang menurutnya dapat menghapuskan tujuan nasionalisme Palestina dan meningkatkan risiko penetrasi militan ke Sinai.
Oleh karena itu, El-Sissi mengusulkan agar Israel menampung warga Palestina di Gurun Negev, yang berbatasan dengan Jalur Gaza, hingga Israel mengakhiri operasi militer.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.