Nasional

63 Persen Bagian Indonesia Sudah Terdampak El Nino

Ilustrasi kekeringan (Foto: Shutterstock)

Editorialkaltim.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) baru-baru ini melaporkan bahwa sebanyak 63 persen wilayah Indonesia telah terpengaruh oleh fenomena El Nino.

Dampak dari peristiwa iklim ini sangat luas, dan konsekuensi yang mengerikan mengintai di depan mata, karena musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih parah daripada tiga tahun sebelumnya.

Menanggapi masalah kritis ini, A. Fachri Rajab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, mengatakan puncak kondisi kekeringan ini diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus dan September 2023.

“BMKG memprediksi puncak dampak El Nino akan terjadi pada Agustus-September 2023 mendatang,” Ujar Fachri melalui keterangan resminya.

Baca  Peringatan Dini BMKG: Potensi Cuaca Ekstrim Terjadi di Sulsel pada 12-16 Februari 2023

Hingga pertengahan Juli 2023, 63% dari zona musim sudah memasuki musim kemarau, dengan BMKG memprediksi tahun ini akan menjadi tahun yang sangat kering melebihi rata-rata sejarah dan melebihi tingkat keparahan yang dialami dalam tiga tahun terakhir.

Wilayah-wilayah yang rentan dan diprediksi akan menerima dampak terberat dari krisis lingkungan ini termasuk wilayah-wilayah luas di Sumatera, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, dan Lampung.

Selain itu, seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah.

Baca  Dyah Roro Esti Desak Kemenperin Siapkan Mitigasi Bencana, Antisipasi Dampak Gempa Megathrust di Industri

Sulawesi Tenggara juga berada dalam ancaman menghadapi musim kemarau yang ekstrem, dengan curah hujan bulanan diperkirakan sangat rendah, dan beberapa wilayah berpotensi mengalami ketiadaan hujan sama sekali hingga Oktober.

“Jadi harus tetap waspada akan potensi terjadinya kekeringan,” kata Fachri.

Perhatian serius harus diberikan terhadap dampaknya terhadap sektor pertanian, terutama tanaman pangan musiman yang sangat bergantung pada pasokan air.

Kekurangan hujan berpotensi memicu kekeringan pertanian yang parah dan menyebabkan kemungkinan gagal panen.

Untuk menghadapi krisis yang mengancam ini, BMKG mengimbau pemerintah daerah, terutama bagi daerah yang diprediksi akan terdampak serius, untuk segera mengambil langkah-langkah mitigasi dan bersiap menghadapi tantangan yang akan datang.

Baca  Badminton Indonesia Tanpa Medali di Asian Games, Pertama Kali dalam Sejarah

Rekomendasi kunci termasuk penerapan inisiatif penyimpanan air hujan, mendorong praktik konservasi air, dan mempersiapkan wadah penyimpanan air strategis untuk mengatasi puncak musim kemarau.

“Langkah-langkah proaktif ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari El Nino dan melindungi sektor pertanian dan ketahanan pangan Indonesia yang vital,”tutupnya. (ndi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker