Nasional

5 Fakta Presiden Iran Meninggal dalam Tragedi Helikopter

Presiden Iran, Ebrahim Raisi (Foto: Reuters)

Editorialkaltim.com – Presiden Iran, Ebrahim Raisi, telah meninggal setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh di pegunungan Azerbaijan Timur. Kecelakaan tragis ini mengguncang dunia.

Menurut laporan AFP yang diterbitkan pada Senin (20/5/2024), kecelakaan tersebut terjadi pada hari Minggu (19/5/2024). Media di Iran melaporkan bahwa Raisi tewas akibat kejadian tersebut.

Lalu apa saja faktanya? Berikut 5 rangkuman dari Editorialkaltim.com diolah berbagai sumber.

1. Helikopter Jatuh Akibat Cuaca Ekstrem

    Pada hari Minggu (19/5/2024), siaran pemerintah Iran melaporkan bahwa helikopter yang ditumpangi oleh Raisi mengalami kecelakaan di wilayah Jolfa, Provinsi Azerbaijan Timur, di tengah kondisi cuaca yang tidak mendukung.

    Menurut laporan dari kantor berita IRNA, insiden tersebut terjadi di area hutan lindung pegunungan Dizmar, dekat dengan kota Varzaghan.

    Pada keesokan harinya, Senin (20/5/2024), Pirhossein Koolivand, Kepala Bulan Sabit Merah Iran, menginformasikan bahwa tim penyelamat telah menemukan lokasi helikopter dan sedang dalam perjalanan ke sana.

    2. Wakil Presiden Ditetapkan Menggantikan Raisi

      Sesuai dengan ketentuan konstitusi Iran, Wakil Presiden Mohammad Mokhber akan mengambil alih tugas kepresidenan jika kematian Raisi secara resmi diakui.

      Baca  Jokowi Mengaku Ngeri Dolar Tembus Rp 16 Ribu: Kita Mulai Ketar-Ketir

      Sesuai dengan konstitusi, pemilihan presiden baru akan diadakan dalam waktu 50 hari setelah konfirmasi tersebut.

      3. Berkabung Nasional

        Pada hari Senin (20/5/2024), Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, mengumumkan lima hari duka nasional untuk mengenang Presiden Ebrahim Raisi (63) yang wafat dalam kecelakaan helikopter.

        “Dengan ini saya menyatakan lima hari duka nasional dan menyampaikan rasa simpati mendalam kepada seluruh rakyat Iran,” ucap Khamenei, yang memegang otoritas puncak di Iran, melalui pernyataan resmi yang dikeluarkan sehari setelah kepergian Raisi dan beberapa pejabat lainnya dalam tragedi di Provinsi Azerbaijan Timur.

        Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, turut mengimbau berkabung di tingkat nasional. Beliau menyatakan, “Sebagai tanda duka cita dan solidaritas dengan Iran, Pakistan akan mengadakan hari berkabung nasional, di mana bendera akan dikibarkan setengah tiang,” ungkap Shehbaz dalam cuitannya di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

        Baca  Pertamina Hanya Jual 3 Produk BBM Tahun Depan, Pertalite Bakal Dihapus

        4. Kronologi

          Reuters melaporkan bahwa Raisi mengawali perjalanannya dengan helikopter menuju perbatasan Azerbaijan untuk meresmikan proyek bendungan Qiz-Qalasi, sebuah kerja sama dengan pemerintah Azerbaijan.

          Al-Jazeera mempublikasikan sejumlah video dan foto yang menunjukkan Raisi sebelum kejadian pada tanggal 19 Mei. Raisi juga menyampaikan kepada media bahwa ia berharap bendungan yang dibangun oleh kedua negara tersebut dapat memberi manfaat kepada warga.

          “Dengan adanya bendungan ini, transit barang, penumpang, dan turis dapat berlangsung dengan aman,” ujar Raisi dalam kesempatan tersebut.

          Dari rekaman televisi lokal Iran, tampak pula momen di mana Raisi di dalam helikopter dan melihat keluar.

          Sayangnya, helikopter yang ditumpangi oleh Raisi tidak memberikan kabar setelah acara tersebut, saat akan kembali ke ibu kota. Hingga sore hari, berita dari televisi pemerintah menyatakan bahwa belum ada kontak dari helikopter yang ditumpangi presiden.

          Akibatnya, Iran memobilisasi tentara dan pasukan elit Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk terlibat dalam operasi penyelamatan. Negara-negara seperti Turki dan Rusia turut serta dalam upaya pencarian tersebut.

          Baca  Suara PSI Melonjak Tinggi, Grace: Itu Wajar, Jangan Giring Opini Sesatkan Publik

          5. Helikopter Berusia 64 Tahun, Buatan AS

          Menurut analis militer Cedric Leighton, Raisi kemungkinan menggunakan helikopter Bell 212 buatan AS yang pertama kali beroperasi di akhir dekade 1960-an, diperoleh Iran sebelum Revolusi Iran.

            “Helikopter ini diluncurkan sebagai model komersial pada tahun 1976 selama masa pemerintahan terakhir Shah, namun sebelumnya sudah digunakan oleh militer AS, sehingga kemungkinan mulai beroperasi sejak akhir tahun 1960-an,” ungkap Leighton dalam wawancara dengan CNN International.

            Leighton, yang merupakan pensiunan kolonel Angkatan Udara AS, menambahkan bahwa kesulitan dalam mendapatkan suku cadang untuk Bell 212 di Iran bisa menjadi salah satu penyebab kecelakaan tersebut.

            “Mendapatkan suku cadang jelas menjadi kendala di Iran,” lanjutnya, mencatat bahwa helikopter tersebut awalnya diproduksi di Amerika Serikat sebelum produksi dilanjutkan di Kanada. (ndi)

            Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

            Related Articles

            Tinggalkan Balasan

            Back to top button