gratispoll
BalikpapanKaltim

2.388 Guru Balikpapan Kebagian Insentif Rp1,5 Juta per Orang dari Gubernur Kaltim

Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud atau Harum di BSCC Dome Balikpapan, Rabu (17/9/2025).(Foto: Adpim Kaltim)

Editorialkaltim.com – Kabar gembira datang untuk ribuan guru di Kota Balikpapan. Sebanyak 2.388 guru menerima insentif masing-masing Rp1,5 juta dengan total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp3,367 miliar.

Penyaluran insentif tersebut merupakan bagian dari program Jospol 3 (insentif guru, umrah, dan perjalanan religi bagi marbut serta penjaga rumah ibadah). Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud atau Harum di BSCC Dome Balikpapan, Rabu (17/9/2025).

Baca  Gubernur Kaltim Dukung Presiden Prabowo Bangun Stadion Sepak Bola di Seluruh Indonesia

Gubernur Harum menegaskan, insentif guru bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap peran guru sebagai garda terdepan dalam mencetak generasi emas Kaltim.

“Gratispol dan Jospol adalah janji kami bersama Wakil Gubernur Seno Aji kepada rakyat Kaltim. Hari ini janji itu kembali kami wujudkan. Insentif guru ini adalah bentuk apresiasi sekaligus dorongan agar mereka terus produktif mendidik generasi emas Kaltim,” ujar Harum.

Baca  Daftar Calon Kepala Daerah di Pilkada Se-Kaltim 2024 Yang Diusung Partai Golkar

Ia menjelaskan, keberhasilan program ini tidak lepas dari kepatuhan masyarakat membayar pajak. Dari pendapatan asli daerah (PAD) Kaltim lebih Rp10 triliun, sekitar Rp8,4 triliun di antaranya bersumber dari pajak daerah.

“Setiap rupiah yang anda bayarkan akan kembali dalam bentuk nyata, salah satunya insentif guru. Pajak adalah darah pembangunan dan penopang utama kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Baca  Kaltim Gulirkan Internet Gratis untuk 841 Desa, Dorong Inklusi Digital

Pemprov Kaltim, kata Harum, tetap berkomitmen agar kebijakan pajak tidak membebani rakyat. Saat ini, tarif pajak kendaraan bermotor di Kaltim bahkan terendah di Indonesia, hanya 0,8 persen.

“Ini menjadi bukti bahwa pembangunan bisa terus berjalan tanpa memberatkan masyarakat,” pungkasnya.

Related Articles

Back to top button