Sutijo Andalkan JKN Untuk Perawatan Rutin Hemodialisis

Sutijo (43), pasien cuci darah di RS Dirgahayu Samarinda. (Foto: Humas BPJS Kesehatan Samarinda)

Editorialkaltim.com – Dalam perjalanan penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia telah memberikan banyak manfaat untuk pesertanya, baik peserta penyakit kronis sampai peserta yang membutuhkan perawatan cuci darah, Cuci darah atau dalam istilah medis dikenal sebagai hemodialisis merupakan prosedur medis yang sangat penting dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal pada orang yang mengalami gagal ginjal yang seperti diketahui biayanya tidak murah.
Manfaat Program JKN yang diterima oleh masyarakat adalah penyakit yang sesuai dengan indikasi medis. Salah satu penyakit yang dapat dijaminkan oleh BPJS Kesehatan sesuai indikasi medis adalah hemodialisa.

Hemodialisa kerap dikenal dengan penyakit gagal ginjal. Kondisi dimana ginjal yang berfungsi untuk menyaring sudah tidak optimal dalam menjalankan tugasnya di dalam tubuh. Agar dapat bertahan hidup, pasien Hemodialisa harus rela tubuhnya ditusuk jarum dalam seminggu untuk proses melakukan cuci darah demi keberlangsungan kehidupannya.

Hal ini yang dirasakan oleh Sutijo (43) seorang warga Kota Samarinda yang merupakan pasien cuci darah di RS Dirgahayu di Kelurahan Jawa, Kota Samarinda yang telah terdaftar menjadi peserta JKN. Sejak pertama kali berobat dan terdaftar menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) telah membawa manfaat pelayanan kesehatan yang sangat besar bagi masyarakat utamanya peserta JKN seperti dirinya.

Tujuh tahun bukan waktu yang singkat bagi dirinya untuk bisa lepas dari bayang-bayang rumah sakit. Dua kali dalam seminggu, ia harus bertemu jarum dan selang darah demi menstabilkan fungsi ginjalnya. Meskipun begitu, ia tak lantas patah semangat untuk melanjutkan hari-harinya sebagai seorang buruh harian.

“Sebelum divonis sakit ginjal, saya mengaku tidak menggunakan atau menerima manfaat dari BPJS Kesehatan. Sekarang saya mengaku lega lantaran seluruh biaya perawatan ini ditanggung BPJS Kesehatan tanpa dimintai biaya sedikitpun dan pelayanan yang saya dapatkan baik. Saya rutin dua kali dalam seminggu cuci darah,” tuturnya.

“Cuci darah itu jujur mahal sekali biaya bagi saya yang menjadi buruh harian yang penghasilannya tidak tentu, apalagi sekali tindakan biayanya tidaklah murah. Kalau tidak ada Program JKN ini harus berapa banyak lagi uang saya yang harus dikeluarkan untuk cuci darah jika jatuh sakit. Mungkin untuk berobat sekali dua kali dengan uang sendiri, masih bisa saya usahakan tetapi kalau harus dilakukan seumur hidup seperti cuci darah yang saya alami, pasti ada masanya kita tidak mampu lagi menanggung biayanya. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Program JKN”, ujar Sutijo.

“Setiap Selasa dan Sabtu saya ke rumah sakit. Setiap cuci darah bisa sampai 5 jam dan saya mendapatkan jadwal dipagi hari. Jadi kadang cerita-cerita saat sedang menunggu supaya tidak bosan. Setiap minggu bertemu sesama pasien dan petugas. Pokoknya semua baik dan ramah disini, membuat saya merasa nyaman selama berobat,” ucapnya.

Diusia Sutijo yang sudah tidak tergolong muda ini pastilah sangat sulit menjalani aktifitas secara rutin. Sangat berat rasanya apabila tidak ada kehadiran Program JKN yang telah berjalan satu dekade di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa telah memberikan manfaat pelayanan kesehatan yang sangat besar bagi masyarakat di Indonesia utamanya yang telah terdaftar menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Diakhir perbincangan, Sutijo menyampaikan harapan kepada keberlangsungan Program JKN ini agar terus berlanjut. Berkat adanya uluran tangan seluruh peserta JKN, Sutijo merasa bersyukur bisa melanjutkan hidup hingga saat ini. (cr/adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Exit mobile version