Respon Pembangunan Sekolah Terpadu Unggulan Sani Bin Husein Sebut Masih Banyak Sekolah Yang Perlu Direnovasi 

Wakil Ketua Komisi IV Sani Bin Husein. (editorialkaltim/adryan)

Editorialkaltim.com – Pembangunan Infrastruktur yang semakin digencarkan pemerintahan Andi Harun dan Rusmadi Wongso khususnya di Institusi pendidikan di Samarinda kian hari menunjukkan hasil. Upaya peningkatan SDM melalui pendidikan menjadi konsen utama dalam pembangunan, salah satunya pembukaan sekolah terpadu bertaraf internasional. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Samarinda sebagai sekolah Terpadu Unggulan yang berada di Jalan Jakarta, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang telah menjadi proyeksi pemerintah kota Samarinda.

Walaupun demikian, hal tersebut mendapat respon dari berbagai kalangan. Salah satu Wakil Ketua Komisi IV, Sani Bin Husein. Menurutnya pemerataan kualitas pendidikan dan di pusat kota dan di daerah pinggiran haruslah sama. Kendati ada pembangunan sekolah terpadu unggulan, Sani mengungkapkan pusat pendidikan hanya fokus di satu tempat saja. 

Sani menjelaskan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui sekolah terpadu tersebut adalah suatu hal yang baik. Tetapi disisi lain, di beberapa wilayah di kota Samarinda masih terdapat beberapa sekolah yang bangunannya sudah tidak layak. Dan hal tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengatasi hal tersebut.

“Silahkan aja kalau itu jadi program kita mendukung tapi perbaiki dulu sekolah yang rusak,” paparnya Senin, (26/08/2024)

Selain itu kesejahteraan guru juga menjadi hal yang penting menjadi perhatian. Sebab kesejahteraan guru akan sangat berpengaruh terhadap proses pengajaran yang dilakukan guru kepada murid-muridnya. 

“Yang juga lebih baik kesejahteraan gurunya lebih baik disejahterakan daripada bangun sekolah itu,” ungkapnya.

Kemudian menyoroti terkait kurikulum, Sani tidak berbicara banyak mengenai kurikulum yang diterapkan pada sekolah terpadu unggulan tersebut. Sani dalam hal ini hanya menyampaikan kurikulum yang ada seharusnya tidak memberatkan para tenaga pengajar dengan hal-hal administratif. Saya menyampaikan guru saat ini cenderung disibukkan dengan persoalan administratif dibandingkan dengan kegiatan pengajaran kepada siswa. Sehingga tujuan utama seorang guru untuk mengajar tidak tercapai.

“Terserahlah kurikulum emas terserahlah yang digunakan yang penting tidak menyusahkan,” imbuhnya. (Adr/shn)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Exit mobile version