Ketahanan Pangan di Tengah Kemarau: Poktan Sido Makmur Berhasil Tanam Padi dengan Hasil Memuaskan

Kelompok Tani Sido Makmur PPU Berhasil Tanam Padi dengan Hasil Memuaskan. (istimewa).

Editorialkaltim.com – Di tengah teriknya musim kemarau yang melanda, Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) membuktikan ketangguhan dengan hasil panen padi yang memuaskan. Sistem pompanisasi pertanian telah menjadi solusi kreatif yang digunakan oleh petani untuk mengairi sawah mereka meskipun di tengah keterbatasan sumber air yang diakibatkan oleh kemarau panjang.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten PPU, Rozihan Asward, mengapresiasi kinerja petani setelah melakukan kunjungan ke lokasi pertanian. “Walaupun dalam kondisi kemarau seperti saat ini, namun petani kita yang tergabung dalam Poktan Sido Makmur, Desa Bangun Mulya ini mampu melakukan tanam padi dengan hasil yang baik,” ujar Rozihan. Ini merupakan bukti bahwa dengan teknologi dan inovasi tepat, ketahanan pangan dapat dipertahankan bahkan dalam kondisi yang tidak mendukung.

Kunjungan yang dilakukan pada Kamis, 2 November 2023, ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi tetapi juga motivasi bagi petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas serta luas tambah tanam (LTT) tanaman pangan, khususnya padi. Inovasi seperti pompanisasi, menurut Rozihan, adalah kunci adaptasi terhadap perubahan iklim yang membawa tantangan seperti kemarau panjang.

Pengurus Poktan Sido Makmur, Kurdi, menyampaikan bahwa tidak semua lahan dapat ditanami selama kemarau. “Saat ini yang ada diperkirakan hanya sekitar 30 ha dengan jumlah penggarap sekitar 18 orang petani,” katanya. Kendati demikian, mereka yang bertani menikmati hasil yang lebih dari cukup untuk mendukung keluarga mereka dan ekonomi lokal.

Meskipun ada kendala seperti keterbatasan pipa paralon dan biaya tinggi bahan bakar untuk pompanisasi, petani menghadapi tantangan ini dengan kreativitas dan kerja keras. Kurdi menambahkan, “Kendala kita dilapangan seperti hama burung pipit pastilah ada. Kemudian kita juga masih keterbatasan tenaga buruh panen karena mesin pemanen padi tidak bisa masuk karena lumpurnya di lahan kami yang dalam.”

Petani lainnya, Solikin, berbagi sentimen positif, menekankan bahwa budidaya di musim kering justru menguntungkan. “Bahkan hasilnya bisa maksimal di angka 3,5 – 4 ton per hektar,” ungkap Solikin dengan nada puas. Ditambah lagi, harga gabah kering panen saat ini cukup baik, mencapai Rp. 7.000/kg, menambah motivasi bagi petani untuk terus menghasilkan meskipun di saat-saat sulit.

“Kami bertani bukan hanya sekedar untuk bertahan, tetapi juga untuk maju. Setiap tetes keringat kami bermakna, membawa harapan bagi keluarga dan juga negara,” kata Kurdi dalam wawancara singkat usai kunjungan tersebut pada Jumat, 3 November 2023.

Adanya teknologi pompanisasi yang diterapkan di Poktan Sido Makmur adalah contoh nyata bahwa inovasi dan ketangguhan petani Indonesia dapat mengatasi rintangan, menjaga ketahanan pangan, dan bahkan meningkatkan kesejahteraan di tengah kondisi yang tidak mendukung. Kekuatan semangat dan kecerdasan dalam bertani menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menghadapi tantangan. (lin/adv).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari editorialkaltim.com. Follow instagram “editorialkaltim”, caranya klik link https://www.instagram.com/editorialkaltimcom/ untuk mendapatkan informasi terkini lainnya.

Exit mobile version